Trisuci Waisak 2567 BE, Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!

0

Reporter: Keviana Oliviera | Penyunting: Keviana Oliviera

ArlogiC/Keviana Oliviera

Waisak merupakan salah satu hari raya umat agama Buddha yang penting. Hari raya Waisak pada tahun ini jatuh di tanggal 4 Juni 2023. Hari raya waisak juga dikenal dengan nama Visakha Puja. Hari Raya Waisak ini memperingati tiga peristiwa penting yakini :

  1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
  2. Pangeran Siddharta mencapai penerangan agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya di usianya yang menginjak 35 tahun pada tahun 588 SM.
  3. Parinibbana (wafat) sang Buddha di Kusinara di antara 2 pohon sala di usianya yang ke 80 tahun pada tahun 543 SM.

Tiga peristiwa ini-lah yang disebut sebagai Trisuci Waisak karena ketiga peristiwa penting tersebut terjadi pada bulan yang bersamaan. 

Waisak umumnya jatuh pada bulan Mei atau bergantung pada penandaan kalender Buddha atau Buddhist Era (BE). Perayaan Waisak di Indonesia mengikuti keputusan dari WFB atau World Fellowship of Buddhists. Secara nasional perayaan waisak ini dipusatkan pada kompleks Candi Borobudur, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Buddha Gautama dikenal sebagai Siddharta Gautama yang dilahirkan sebagai pangeran dari kerajaan Kapilavastu dan  memiliki pemikiran, bahwa kemewahan serta kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, waisak ini memperingati 3 peristiwa penting yaitu:

  1. Kelahiran Siddharta Gautama 

Lahir di taman lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi oleh Ratu Maha Maya yang berdiri memegang batang pohon. Pada saat Siddharta lahir ada 2 arus kecil jatuh dan salah satu arusnya dingin sedangkan yang satunya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddharta. Siddharta dalam keadaan bersih dan tanpa noda berdiri tegak dan dapat langsung berjalan ke arah utara sebanyak 7 langkah. Di setiap langkahnya tersebut ditumbuhi oleh bunga teratai. 

  1. Siddharta Gautama mendapatkan Penerangan Agung

Di Usianya yang ke 29 Siddharta Gautama meninggalkan keluarganya demi mencari penerangan dan pembebasan dari penderitaan hidup ini. Ia mencari cara agar bagaimana manusia bisa bebas dari usia tua, sakit, dan mati

Ia meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir kemudian pergi menjadi Petapa. Ia bermeditasi selama 6 tahun hingga pada akhirnya ia mencapai penerangan agung. Cukup sulit untuk mencapai penerangan agung ini ia melalui banyak rintangan mulai dari ia menyiksa dirinya hingga kurus kering hingga pada akhirnya ia menemukan jalan yang benar dan mencapai penerangan agung. Saat mencapai penerangan agung ini tubuhnya dipancari oleh 6 sinar yang cerah, warna biru (nila) yang berarti bhakti, warna kuning (pita) yang berarti kebijaksanaan dan pengetahuan, warna merah (lohita) yang berarti kasih sayang dan belas kasih, warna putih (Avadata) mengandung arti suci, warna jingga (mangasta) berarti semangat, dan dan campuran sinar tersebut (prabhasvara). Sang Buddha mencapai penerangan agung ini di bawah pohon bodhi saat bulan purnama dan ketika ia mencapai usia 35 tahun.

  1. Parinibbana

Sang Budha parini bana di bawah dua pohon salak setelah ia menerima dana makan siang dari seorang umatnya. Dana makan siang tersebut ternyata mengandung racun kemudian bunda mengalami sakit perut yang sangat menyiksa. Hingga pada akhirnya Sang Buddha jatuh sakit kemudian parinibbana di antara dua pohon sala. Pada saat Sang Buddha parinibbana dewa-dewa dan hewan serta seluruh pengikut umat Buddha lainnya beserta biku sangha kumpul di tempat tersebut dan tercium wangi-wangi bunga yang ditaburkan oleh para dewa ketika Sang Buddha parinibbana. Sang Buddha parinibbana pada usianya yang menginjak 80 tahun.

Detik-detik Waisak 2567 BE 2023 akan berlangsung hari Minggu, 4 Juni 2023 pukul 10:41:19 WIB di Candi Borobudur. Pada detik-detik waisak ini ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 3 kali, pemercikan air suci, doa paritta Jayanto dan umat bersikap anjali. Setelah itu acara waisak 2023 di Borobudur akan ditutup dengan acara pelepasan lampion. 

“Ribuan lilin dapat dinyalakan dari satu lilin dan nyalanya tidak akan berkurang. Begitu pun kebahagiaan tidak akan pernah berkurang walau dibagi-bagi.” (Buddha Gautama) Selamat Hari Raya Waisak 2567. Namo Buddhaya. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, semoga semua makhluk hidup berbahagia!

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *