Menyambut Idul Fitri, Berikut 5 Tradisi Hari Raya Idul Fitri Khas Indonesia
Reporter: Raphita Munthe | Penyunting: Diandra Gayline Aulia Disant
Idul Fitri 1444 H dirayakan tiap tanggal 1 Syawal menurut Kalender Hijriah. Idul Fitri dilaksanakan sebagai perayaan untuk umat Islam yang telah berhasil berpuasa selama satu bulan (bulan Ramadhan) penuh. Pada tahun 2023 ini, Idul Fitri secara resmi ditentukan akan jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Selain itu, Idul Fitri juga dirayakan sebagai peringatan kemenangan umat Islam dalam Perang Badar pada tahun 2 H.
Sebagai perayaan dari kemenangan besar, umat Islam selalu merayakan Idul Fitri secara heboh dan meriah. Setelah dirayakan selama beribu tahun, beberapa perayaan melekat dan menjadi tradisi. Berikut adalah 5 tradisi yang paling melekat di Indonesia:
- Halalbihalal
Tradisi Halalbihalal diduga sudah ada sejak masa pemerintahan Mangkunegara I (1757—1795). Halalbihalal sarat dengan simbol bersalam-salaman. Pada saat itu, para punggawa dan prajurit melakukan sungkem pada raja dan permaisuri untuk saling memaafkan. Di masa sekarang, orang-orang biasanya berkunjung ke rumah teman, kerabat, atau tetangga untuk bersilaturahmi. Dalam setiap pelaksanaannya, halalbihalal tidak luput diawali kegiatan bersalaman dan saling memaafkan antar sesama.
- Mudik
Menjelang Idul Fitri, rumah-rumah kosong akan semakin sering kita dapati di lingkungan kita. Sebagai hari raya besar, libur panjang seringkali diberikan pada Idul Fitri. Libur panjang ini dimanfaatkan sebagai momen untuk pulang kampung dan bersilaturahmi dengan keluarga yang jauh. Mudik biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keluarga di luar kota.
- Takbiran
Takbiran adalah aktivitas umat Islam di mana mereka mengumandangkan takbir pada malam sebelum Idul Fitri. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara bersama-sama di luar rumah. Takbiran kerap kali dimeriahkan dengan pawai sambil membawa bedug atau obor. Takbiran dilakukan sebagai perayaan kemenangan, pernyataan persaudaraan antar umat Islam, dan ungkapan syukur serta kagum atas kebesaran Allah SWT.
- Makan Ketupat
Ketika mendengar ‘Idul Fitri’, hal yang sering muncul dalam bayangan orang adalah ketupat. Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15. Ketupat digunakan sebagai alat untuk berdakwah menyebarkan agama Islam ke masyarakat Pulau Jawa. Sunan Kalijaga melakukan pendekatan budaya untuk menyebarkan agama Islam. Ketupat dianggap paling cocok karena mudah diterima dan dekat dengan kebudayaan masyarakat Pulau Jawa pada masa itu.
Ketupat sendiri memiliki filosofi yang cukup dalam. Nasi dalam ketupat melambangkan nafsu duniawi, sedangkan janur yang membungkus melambangkan hati nurani. Secara keseluruhan, ketupat memiliki makna nafsu duniawi yang dibungkus oleh hati nurani. Selain memiliki filosofi yang dalam, ketupat juga dipilih sebagai salah satu makanan khas Idul Fitri karena mudah disimpan dan bertahan lama.
- Kembang Api & Petasan
Idul Fitri tidak lengkap bila tidak dirayakan dengan kembang api atau petasan. Pada malam-malam menjelang dan sesudah Idul Fitri, tidak jarang untuk mendengar suara kembang api dan tawa anak-anak dari luar. Layaknya perayaan hari-hari besar lain, kembang api dan petasan digunakan sebagai simbol perayaan dan sukacita umat Islam.
Demikian 5 tradisi Idul Fitri khas Indonesia yang pastinya akan membekas dalam memori kita ketika mengingat Idul Fitri. Setiap dari tradisi ini bertujuan memegahkan dan merayakan kemenangan serta kebesaran Allah yang patut disyukuri dan diagungkan.